Wonogiri Photo Diary

Kumpulan foto ketika traveling ke Wonogiri.

Ketika Pelecehan Seksual Jamak Terjadi di Sekitar Kita

Angka kekerasan seksual yang dilaporkan bagaikan fenomena gunung es. Kasus-kasus yang dilaporkan merupakan puncaknya sedangkan dasarnya yang jauh lebih besar menggambarkan kasus-kasus yang tidak terlaporkan.

Menyusuri Keindahan Punthuk Sukmojoyo

Kabupaten Magelang memang memiliki banyak tempat wisata dengan pemandangan yang indah. Mungkin karena letaknya yang berada di dataran tinggi kali ya. Terlebih lagi Kabupaten Magelang dikelilingi oleh banyak gunung dan pegunungan yang membuat Magelang tampak lebih indah. Keindahan Kabupaten Magelang ini tidak hanya bisa dinikmati di satu tempat saja, melainkan dari banyak tempat yang bisa kita kunjungi suatu waktu.

Ternyata Masih Banyak Juga Dokter yang Tidak Mementingkan Tarif di Negeri Ini

Di zaman sekarang ini, yang namanya pengobatan untuk mencapai kesembuhan pasti mahal harganya. Apalagi dikota-kota besar, bisa lebih dari 50 ribu ketika kita berobat. Ternyata masih banyak juga dokter yang mau melayani masyarakat dengan ikhlas tanpa memungut biaya sepersenpun, bahkan untuk harga obat.

Hadiah Gratis itu benar adanya, Seriusan!!

Cerita mengenai dramatisme dapat hadiah gratis, dan akhirnya dapet beneran yeaayy

April 8, 2015

Teori Relativitas Anak Kos



Kamu tahu guys, sebagai anak rantauan yang tinggalnya tidak bersama dengan orang tua dan keluarga, jika ada hari libur mendekati weekend merupakan saat-saat yang paling ditunggu-tunggu. Biasanya nih, kalo ada waktu seperti itu, sehari sebelum hari libur suasana kelas menjadi sepi, penghuni kelasnya berkurang 50% dari biasanya karena banyak anak rantauan yang sudah meninggalkan bumi rantauannya sehari sebelum hari libur tiba, tujuannya sih supaya liburan mereka lebih lama. Begitu juga dengan aku yang tak mau ketinggalan dengan saat-saat sakral bagi anak kost. Hehe.
Tinggal di bumi rantauan bagiku dan bagi teman-teman seperjuangan lainnya merupakan suatu kehidupan yang sangat menyiksa #eeaakkk. Menghabiskan waktu sehari di bumi rantauan bagaikan menghabiskan waktu sebulan, dan tinggal sebulan bagaikan menghabiskan waktu  satu tahun. Itulah kenapa jika ada kesempatan untuk pulang langsung banyak yang menyabet kesempatan itu.
Setelah selesai membereskan semuanya seperti menyuci baju, mencuci piring, dan melakukan hal-hal yang harus dilakukan oleh anak kost, tapi tidak termasuk kamar (kamar mah nggak diberesin juga nggak masalah xixi), langsung dah aku cuss meninggalkan Semarang. Dalam perjalanan pulang hatiku berbunga-bunga karena hendak bertemu keluarga dan senyum-senyum sendiri karena akhirnya bisa merasakan moment yang paling ditunggu-tunggu. Hingga perjalanan yang sebenarnya lama pun hanya terasa sebentar olehku (karena sepanjang perjalanan aku tidur.. dan bangun-bangun sudah nyampe, hoho :D). Ya begitulah, malam yang gelappun tak membuatku gentar untuk berjalan seorang diri menuju ke rumah tercinta.
Sesampainya dirumah, aku mengucapkan salam dengan ceria, “Assalamu’alaikum.. :D”
Namun sepertinya orang-orang rumah tidak sehappy aku, ketika mengetahui bahwa aku pulang. Ibuku malah sedikit memarahiku karena tidak membalas sms-nya selama aku dalam perjalanan dan itu membuatnya was-was karena anak perempuannya belum sampai rumah padahal sudah malam. (Hp-ku mati mah, jawabku). Apalagi duo adik cowokku ini, mereka langsung menghujaniku dengan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan.
Adik 1: “Kenapa mbak Zahro pulang?”
Aku : “Kan besok Jum’at libur dik,”
Adik 2: “Ya ampun mbak, libur cuman sehari aja ngapain pulang?”
Aku: “lhah kalo kuliah mah hari sabtu dan mingu juga libur men..”
Adik 1 dan 2: “Yaelah mbak, libur cuman 3 hari ngapain juga pulang?”
Aku: “ Ya ampun dek, libur 3 hari itu kamu bilang cuman? Itu waktu yang lama tauukk, nggak biasanya mbak punya kesempatan libur seperti ini, makanya mbak nggak mau nglewatin kesempatan ini, dan langsung cus pulang deh,”
Jadi, menurut mereka 3 hari itu waktu yang sebentar?? Ya ampun dah,, bagiku itu waktu yang sangat lama (pikirku)
Dan kalian tahu guys, jadi aku pergi ke Semarang yang sudah 1 bulan itu, yang menurutku sudah 1 tahun itu, menurut mereka aku hanya baru pergi kemaren sore dan tiba-tiba aku pulang hari ini. Jadi mereka tidak merasa kehilanganku karena menurut mereka aku baru pergi sebentar. Bisa kalian banyangin guys,, betapa shocknya diriku waktu itu (mana pegangan-mana pegangan?) haha.
Jadi selama ini apa yang aku rasain sangatlah berbanding terbalik dengan apa yang orang rumah rasain?? (sangatlah tidak adil menurutku haha)
Adik 1 ku bilang, kalau seseorang merasakan waktu yang lebih lama dari waktu yang seharusnya (seperti waktu 1 bulan tapi perasaanku seperti 1 tahun), itu tandanya seseorang tersebut menjalani hari-harinya dengan tidak bahagia, merasa sedih, merasa kesepian, dan merasakan hal-hal yang tidak enak.
Haha benar juga sih ya kata-kata Adikku itu. Bagaimana tidak, di Semarang aku selalu dijejali dengan tugas, tugas, dan tugas. Kehidupanku selalu dikejar oleh yang namanya deadline. Baik itu deadline tugas kuliah, maupun deadline competisi yang aku ikuti. Belum lagi hari-hariku yang selalu dipenuhin dengan rapat, rapat,dan rapat. Rapat dari organisasi yang aku ikuti memang selalu mamakan waktu luangku. Belum lagi aku harus memperhitungkan pengeluaran bulananku. Dan untuk yang satu ini, aku belum bisa memanajemen uang dengan baik. Biarpun sudah 4 semester di rantauan, masalah keuanganku masih kacau. Uang bulananku selalu sudah habis di setengah bulan pertama, jadi setengah bulan terakhir hidupku bisa dibilang menderita karena aku tidak memegang uang sama sekali haha, hebat juga ya diriku ini. Di setengah bulan terakhir aku hanya makan seadanya, tapi nggak pernah telat makan ya, sehari harus tiga kali makannya. Karena aku orangnya nggak kuat kalo disuruh nahan lapar, hehe. Kalau diajak main di akhir bulan selalu kutolak, kecuali kalo gratis, hehe. Dan aku selalu iri dengan teman-temanku yang dalam satu bulan bisa mengeluarkan uang yang jauh, jauh lebih sedikit dibanding aku. Bagaimana bisa? Tanyaku pada mereka. Beberapa temanku bisa irit dalam pengeluaran mereka karena mereka selalu irit dalam makan. Ada temanku yang sehari hanya makan satu kali dan itu hanya makan mie instan. Oh my God... (pikirku).  Untuk masalah makan mah aku nggak pernah absen, karena tubuh kita butuh nutrisi. Dan aku nggak mau menyiksa tubuh, karena hal itu dilarang :D. Ada juga temanku yang sehari tidak makan sama sekali. Aku kasihan juga sih sama mereka. Tapi mereka bisa membeli barang-barang yang mereka sukai dari hasil pengiritan mereka, seperti baju, tas, sepatu, dan bahkan handphone. Aku mah apa atuh ya. Handphone aja aku belum pernah beli sendiri, aku selalu minta punya orang tua. Dan aku nggak pernah beli-beli baju, tas, dan sepatu, karena akau nggak pernah punya uang tabungan. Kalupun aku nabung pasti uang tabunganku itu sudah aku ambil ketika akhir bulan menjelang. Hiks hiks. Hal itu bisa terjadi karena berapapun uangnya, berapapun jumlah uangnya, selalu habis dalam waktu satu hari sampai dua hari ketika ada ditanganku. Itulah kenapa aku nggak pernah bisa irit. Dan masalah keuangan merupakan salah satu penyebab kenapa hidup di rantauan terasa lebih lama dibandingkan hidup dirumah sendiri. Sehingga terkadang aku ingin banget orang tuaku punya rumah di Semarang dan tinggal di Semarang, sehingga aku tidak perlu lagi mikirin soal keuanganku haha (terlalu menghayal).
Oke, back to the topic. Mendengar kata-kata adikku tadi, aku jadi inget pelajaran Fisika bab relativitas ketika SMA kelas 2 dulu. Guru fisika SMA ku (dulu dan sampai sekarang aku masih ngefans sama beliau :D, dan ternyata aku selalu ngefans sama guru fisika, karena ternyata ketika SMP pun selain guru matematika aku juga ngefans sama guru Fisika-ku, Bp. Daolah terkasih. Eakkk xD)  dulu beliau pernah berkata kepada kami (murid-muridnya), ketika pelajaran relativitas, beliau menjelaskan tentang ada 2 orang kembar umur 20 tahun, yang satu tinggal di bumi dan yang satu lagi berkelana menelusuri bintang-bintang diangkasa luas selama 40 tahun (misalnya). Dan setelah ia kembali dibumi, maka umur kembaran yang tinggal dibumi menjadi 60 tahun dan umur orang yang berkelana menjadi 40 tahun (misalnya). (aku lupa rumusnya, bagi teman-teman yang penasaran bisa kepoin pelajaran relativitas kelas 2 SMA yaa :D). Bagaimana bisa pak?? Tanya kami murid-muridnya yang penasaran. Lalu guru fisika-ku menjelaskan, bahwa orang yang tetap tinggal dibumi ia melakukan rutinitas yang seperti biasanya, maka umurnya pun juga berjalan seperti biasanya. Sedangkan kembarannya yang menjelajahi angkasa luas, ia sedang bersenang-senang, karena ia sedang berpergian, sedang bermain-main, sedang berekreasi. Seperti kalau kita sedang berekreasi, perasaan kita senang kan? Begitu juga sang astronot yang sedang berkelana, perasaan ia juga senang, dan ternyata orang yang dalam hidupnya selalu merasa senang akan membuat umur mereka menjadi lebih muda daripada biasanya atau menjadi awet muda. Itulah sebabnya kenapa umurnya astronot bisa jauh lebih muda daripada umur kembarannya yang tinggal di bumi, karena sang astronot perasaannya selalu senang. Seperti itulah kira-kira penjelasan tentang teori Einstein, teori relativitas oleh guru Fisika-ku tercinta.
Jadi teman-temanku yang budiman, ketika kita selalu merasa bahagia dalam hidup, maka berapapun lamanya waktu yang kita jalani akan terasa sebentar. Sedangkan bagi orang yang hidupnya selalu dirundung kekusahan, kesedihan, maka ia akan merasa waktu berjalan lambat. Oleh karena itu, sebagai anak kos, anak kuliahan yang tugasnya seabrek, kita jangan pernah menganggap hal itu sebagai beban, jalanilah hidup kita dengan perasaan yang selalu senang. Supaya kita hidupnya juga tenang dan awet muda. Dan supaya kita tidak selalu pulang kampung, karena pulang kampung itu ongkosnya juga mahal hahay :D. sekian dan terimakasih.