October 9, 2017

Ketika Pelecehan Seksual Jamak Terjadi di Sekitar Kita

Pelecehan seksual dipegang payudara (Gambar : Bollywood Love Dose / Youtube)

Selepas maghrib beberapa hari yang lalu, langit terlihat mendung. Tak lama kemudian gerimis datang, lalu disusul hujan deras. Di tengah kesunyian malam yang hanya terdengar suara hujan, tiba-tiba terdengar suara orang menangis. Ternyata yang menangis teman kos saya, sebut saja Mella.

Saya dan Nana (bukan nama sebenarnya) langsung menghampiri kamar Mella untuk menenangkannya. Di dalam kamar, Mella menangis tersedu-sedu sambil sesekali memukul-mukulkan tangannya ke meja serta memukul-mukul kepala. Hal tersebut membuat saya dan Nana bingung, karena kami belum mengetahui penyebab Mella menangis.

Ternyata tidak mudah menenangkan tangisan Mella. Tak mudah pula membujuk Mella untuk menceritakan hal yang menyebabkan ia menangis. Butuh waktu bermenit-menit sampai ia mau bercerita, itu pun masih diiringi isak tangis.

“Mbak habis ada orang jahat,” kata Mella. “barusan ada cowok naik motor yang megang dadaku mbak, sakit mbak, aku nggak terima mbak.” 

Mella ternyata baru saja mengalami pelecehan seksual. Kejadiannya pun tidak jauh dari kos melainkan hanya di depan gerbang kos. 

Ketika Mella hendak melangkah keluar kos, tiba-tiba ada seorang pengendara motor yang menepuk payudara Mella dengan keras, lalu pengendara tersebut langsung pergi. Namun, Mella sama sekali tidak dapat melihat wajah sang pelaku karena sorot lampu sepeda motor pelaku yang sangat menyilaukan. 

Setelah Mella mau menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya, tak lantas ia berhenti menangis. Setelah sektiar 1 jam lamanya, Mella baru bisa menghentikan tangisannya. Pengalaman tersebut membuat Mella sangat sedih dan ia masih trauma hingga saat ini.

Kejamnya pelecehan seksual di sekitar kampus ternyata tidak hanya dialami oleh Mella saja. Nana juga pernah mengalami hal serupa yaitu dipegang payudaranya oleh seorang pria tak dikenal ketika ia pulang kuliah. Pelecehan seksual tersebut dilakukan pada siang hari. Tak hanya sekali, Nana pernah mengalami kejadian tersebut sebanyak dua kali, dan kedua-duanya terjadi ketika ia pulang dari kampus.

Pelecehan seksual juga pernah menimpa Rini (bukan nama sebenarnya) ketika ia naik bus antar kota antar provinsi. Bus yang ia tumpangi waktu itu penuh sehingga banyak penumpang yang berdiri di bagian tengah bus. 

Ketika itu, Rini duduk di kursi yang dekat dengan bagian tengah bus. Jalan di tengah bus itu dipenuhi dengan orang-orang yang berdiri. Disamping kiri Rini persis, terdapat seorang pria yang usianya sekitar 40 tahun-an.  Tiba-tiba pria tersebut menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke bahu sebelah kiri Rini. 

Ilustrasi pelecehan seksual di Transportasi Umum (Gambar : Transport for London / Youtube) 


Sebenarnya waktu itu Rini mengetahui kejadian tersebut. Tetapi karena dia belum pernah mendengar ataupun membaca mengenai kasus pelecehan seksual seperti yang ia alami, Rini tidak tahu harus bersikap bagaimana. Rini diam saja karena takut dan bingung ia harus lapor kesiapa. Pada akhirnya Rini tetap membiarkan pria tersebut melakukan perbuatan asusilanya. 

Karena kejadiannya ditempat umum dan banyak orang, mungkin waktu itu ada orang lain yang juga melihat kejadian tersebut. Tetapi tidak ada satu orang pun yang memperingatkan pelaku. Orang-orang yang mengetahui kejadian itu seakan-akan berpura-pura tidak tahu.

Kasus pelecehan seksual sebenarnya banyak terjadi di sekitar kita. Berdasarkan Cacatan Tahunan 2017, Komnas Perempuan menemukan 3.495 (34%) kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dalam ranah Kekerasan dalam Rumah Tangga / Relasi Personal selama Tahun 2016.  Sedangkan pada tahun sebelumnya (2015), Komnas Perempuan mencatat kekerasan seksual sebesar 30% (3.325 kasus).

Berdasarkan sumber yang sama, kekerasan seksual di ranah komunitas pada Tahun 2016 mencapai 2.290 kasus (74%), meningkat dari Tahun 2015 yang kasusnya sebesar 61%.

Data tersebut hanyalah segelintir dari banyaknya kasus yang ada. Angka kekerasan seksual yang dilaporkan bagaikan fenomena gunung es. Kasus-kasus yang dilaporkan merupakan puncaknya sedangkan dasarnya yang jauh lebih besar menggambarkan kasus-kasus yang tidak terlaporkan. 

Menurut sebuah survei daring yang diadakan oleh Lentera Sintas Indonesia dan Magdalene.co serta difasilitasi oleh Change.org Indonesia, sebesar 93% penyintas pemerkosaan tidak pernah melaporkan kasus mereka ke aparat hukum dan 6% yang melaporkan, pelakunya  bebas dari jerat hukum. Survei tersebut menemukan hanya 1 persen korban yang mendapat penyelesaian atas kasusnya setelah menempuh jalur hukum.

Survei yang dilakukan selama satu bulan tersebut, diikuti oleh 25.214 partisipan. Hasilnya sebesar 37,9% partisipan mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual, mulai dari kekerasan verbal, kekerasan fisik non-seksual hingga pemerkosaan.

Menurut Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dalam BBC, setiap 2 jam, 3 perempuan di Indonesia mengalami kekerasan seksual.

Magdalene.co juga melaporkan bahwa 2/3 responden pernah mengalami pelecehan seksual verbal, sedangkan 25 persen pernah menjadi korban kekerasan seksual non-persetubuhan, dan 20 persen lainnya pernah dipaksa menonton pornografi atau melihat alat kelamin.

Alasan responden tidak melaporkan kejahatan seksual dalam survei tersebut sangat beragam, tetapi sebesar 63% responden mengaku malu melaporkan. Alasan lain yaitu takut disalahkan atau tidak dipercaya, tidak memiliki bukti yang cukup, tidak didukung oleh keluarga dan teman, serta diintimidasi oleh pelaku.

Sedangkan penyebab sedikitnya laporan kasus menurut Komnas Perempuan yaitu dikarenakan perubahan pola pendokumentasian di sejumlah lembaga negara, tidak meratanya akses layanan di sejumlah daerah dan keengganan korban melaporkan karena masih rumitnya akses keadilan.

Korban dan saksi banyak yang enggan melaporkan kejadian pelecehan seksual yang mereka hadapi karena mereka enggan berurusan dengan birokrasi yang rumit. Mereka malas dengan lamanya proses yang harus mereka jalani.

Para saksi tidak melaporkan kasus pelecehan seksual yang mereka ketahui karena mereka merasa bahwa kejadian tersebut bukanlah urusan mereka. Sehingga mereka tidak mengacuhkanya.

Sikap ketidakacuhan masyarakat seharusnya tidak terjadi. Karena sebagai sesama manusia, sudah sepantasnya kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan. Sebagaimana telah diajarkan oleh semua agama bahwa jika kita melakukan kebaikan, maka Tuhan akan membalas kebaikan kita.

Aksi Stop Pelecehan Seksual (Gambar : Tavaana.org )

Para saksi kasus pelecehan seksual, seharusnya tidak mendiamkan kejadian yang mereka lihat. Memberi kesaksian dapat menenangkan korban karena ia merasa ada yang membelanya. Lagipula Indonesia memiliki suatu lembaga yang tugasnya memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada Saksi dan/atau Korban. Nama lembaganya yaitu Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau yang sering dikenal dengan nama LPSK (UU No. 31 Tahun 2014).

Berdasarkan Undang-undang tersebut, beberapa hak yang akan didapatkan oleh korban dan saksi yaitu memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, Keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang diberikannya; ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan; memberikan keterangan tanpa tekanan; bebas dari pertanyaan yang menjerat; mendapat informasi mengenai perkembangan kasus; dirahasiakan identitasnya; dan lain-lain.

Tata cara memperoleh perlindungan dari LPSK pun sangat mudah. Pertama, saksi dan/atau korban mengajukan permohonan secara tertulis; kedua, LPSK melakukan pemeriksaan terhadap permohonan; dan ketiga, Keputusan LPSK diberikan secara tertulis paling lambat 7 hari sejak permohonan diajukan.

Mudahnya proses permintaan perlindungan kepada LPSK sebaiknya dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk mengakhiri pelecehan seksual sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Karena banyak pula masyarakat yang juga mengenal korban pelecehan seksual di lingkungan sekitarnya. Sikap diam kita bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah pelecehan seksual yang terjadi di negeri tercinta ini. 

24 comments:

  1. Astaghfirullah... Prihatin mbaaa :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Novia,, para pelaku pelecehan seksual di negeri ini sudah sangat memprihatinkan. Untuk itu kita harus selalu waspada ketika jalan sendirian, dan jika kita mengetahui ada korban pelecehan seksual, jangan segan-segan untuk melaporkan kejadian tersebut ke LPSK.

      Delete
  2. banyak juga pelecahan seksual pada anak dibawah umur (bahkan pelecehan yang dilakukan lebih parah). bukan hanya bingung melapor kepada siapa,mereka bahkan takut untuk memberitahu keluarga, karena diancam atau diiming-imingi sesuatu oleh pelaku. atau mereka tidak tau bahwa itu kejahatan yang melanggar HAM. jadi diperlukan juga penyuluhan atau penjelasan pada anak usia dini.
    untuk remaja, teman saya pernah juga mengalami dulu. tidak banyaknya pelaporan terhadap kasus pelecehan seksual,serta anggapan bahwa pelecehan seksual tidak lebih kejam atau tidak merugikan seperti kasus pembunuhan dan pencurian mungkin juga membuat para korban tidak melaporkan pelecehan yang dialami

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah setuju banget Alifa,, memang di Indonesia ini harus ada edukasi seksual sejak dini biar sedari kecil anak sudah tahu batasan-batasan tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, dan jika ada orang lain yang hendak melakukan pelecehan seksual kepadanya ia bisa tahu bahwa itu merupakan pelecehan seksual sehingga ia bisa menolak serta melaporkan kepada orangtuanya.

      Delete
  3. Wah bener tu mba zahro sekarang ini malah lagi banyak kejahatan pelecehan seksual, makanya kita harus lebih hati" . Tapi herannya kok pihak yg berwajib tidak bisa mengatasi masalah ini ya, lalu bagaimana tugasnya untuk mengayomi masyarakat? Sedih rasanya apabila wanita menjadi korban pelecehan seksual.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya,, sedih sekali,, kita memang harus lebih hati-hati lagi terutama sama orang yang belum dikenal.

      Delete
    2. mungkin karena banyak pula korban pelecehan yang tidak melaporkan kejadian yang mereka alami ke pihak yang berwajib, makanya mereka juga belum bisa mengatasi masalah secara tuntas. Pihak berwajib kan bisa melakukan tindakan kalau ada laporan sebelumnya.

      Delete
  4. Bener banget mba. Sekarang banyak banget kasus pelecehan seksual yang terjadi. Dan korbannya bukan cuma mahasiswi aja, banyak anak di bawah umur yang jadi korban. Miris banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener, kasus pelecehan seksual itu tidak memandang umur dan gender, tidak hanya perempuan saja yang mengalaminya, laki-laki pun banyak juga yang pernah mengalami pelecehan seksual.

      Delete
    2. Pelecehan seksual banyak terjadi pada anak-anak karena mereka belum mengerti kalau kejadian yang mereka alami itu termasuk Pelecehan Seksual, makanya mereka biasa aja, dan biasanya mereka juga takut untuk lapor ke orang tuanya. Barulah kalau kekerasan seksual yang anak-anak alami, mereka baru akan melaporkan ke orang tuanya. Seharusnya itu tidak boleh terjadi sih,makanya penting banget adanya edukasi seksual.

      Delete
  5. Bener banget mbak parah banget yaa mbak dan parahnya lagi orang di sekitar pura" gk tau dan gk peduli padahal ini udah sering terjadi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa.. sedih banget mengetahui kenyataan yang ada. Untuk itu, mulai dari kita sendiri aja, kita harus jadi orang yang peduli terhadap sesama, okw? :)

      Delete
  6. Parah banget yaa mbak, dan yang lebih parahnya lagi orang di sekitar pura" gk tau dan gk peduli padahal kejadian seperti ini udah sering astaugfirullah prihatin

    ReplyDelete
  7. Parah banget udh banyak korban tapi pelaku blm tertangkap pihak yg berwajib

    ReplyDelete
  8. Parah bgt udah banyak yg jadi korban tapi beberapa pelaku belum tertangkap oleh pihak yg berwajib

    ReplyDelete
  9. Udh banyak korbannya tapi ada beberapa pelaku yg belum tertangkap

    ReplyDelete
  10. Dan Parahnya Banyak korban tapi ada beberapa pelaku yg blm ketangkep

    ReplyDelete
  11. Parah bgt Banyak korban tapi beberapa pelaku ada yg blm ketangkep

    ReplyDelete
    Replies
    1. banyak banget.. karena memang banyak juga pelaku yang tidak dilaporkan.

      Delete
  12. Terimakasih mbak infonya, miris sekali rasanya terhadap fenomena ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama mas,
      emang banyak yang harus dibenahi disini, jika kita belum bisa mengajak banyak orang untuk peduli, marilah mulai dari diri kita dulu, untuk tidak bersikap cuek terhadap sekitar.

      Delete

Silahkan tinggalkan komentar anda secara bijak