Wonogiri Photo Diary

Kumpulan foto ketika traveling ke Wonogiri.

Ketika Pelecehan Seksual Jamak Terjadi di Sekitar Kita

Angka kekerasan seksual yang dilaporkan bagaikan fenomena gunung es. Kasus-kasus yang dilaporkan merupakan puncaknya sedangkan dasarnya yang jauh lebih besar menggambarkan kasus-kasus yang tidak terlaporkan.

Menyusuri Keindahan Punthuk Sukmojoyo

Kabupaten Magelang memang memiliki banyak tempat wisata dengan pemandangan yang indah. Mungkin karena letaknya yang berada di dataran tinggi kali ya. Terlebih lagi Kabupaten Magelang dikelilingi oleh banyak gunung dan pegunungan yang membuat Magelang tampak lebih indah. Keindahan Kabupaten Magelang ini tidak hanya bisa dinikmati di satu tempat saja, melainkan dari banyak tempat yang bisa kita kunjungi suatu waktu.

Ternyata Masih Banyak Juga Dokter yang Tidak Mementingkan Tarif di Negeri Ini

Di zaman sekarang ini, yang namanya pengobatan untuk mencapai kesembuhan pasti mahal harganya. Apalagi dikota-kota besar, bisa lebih dari 50 ribu ketika kita berobat. Ternyata masih banyak juga dokter yang mau melayani masyarakat dengan ikhlas tanpa memungut biaya sepersenpun, bahkan untuk harga obat.

Hadiah Gratis itu benar adanya, Seriusan!!

Cerita mengenai dramatisme dapat hadiah gratis, dan akhirnya dapet beneran yeaayy

December 16, 2014

Remaja Peduli ODHA


Begitu peliknya masalah yang ada di negeri ini menyebabkan pemerintah belum mampu untuk menangani semua masalah yang ada secara detail. Mulai dari kasus aborsi, penganiyaan pembantu rumah tangga, kemiskinan, pecandu narkoba, hingga masalah orang-orang yang terdiskriminasi dari masyarakat karena menderita AIDS. Masyarakat awam cenderung melihat masalah secara sepintas. Bahwa yang baik itu baik dan perilaku yang buruk itu buruk. Tanpa melihat latar belakang dari suatu masalah itu. Seperti penderita HIV/AIDS misalnya, masyarakat dari awal telah mengecap bahwa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah seorang yang mempunyai perilaku buruk seperti melakukan seks bebas, pecandu narkoba dan pengguna tatto dengan jarum suntik yang dipakai secara bergantian. Tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan yang buruk menurut masyarakat. Sehingga stigma negatif terhadap ODHA muncul. Padahal tidak semua ODHA melakukan tindakan yang dianggap buruk itu. Secara tidak disengaja ODHA bisa  tertular HIV. Penularan HIV ini bisa dikarenakan mereka yang tidak tahu bahwa jarum suntik yang ia gunakan merupakan jarum suntik bekas, korban pelecehan seksual, bayi yang tertular HIV karena minum ASI dari ibu penderita AIDS dan bisa juga mereka tidak tahu jika pasangannya ternyata penderita AIDS.
            Stigma terhadap ODHA tersebut menjadikan hak ODHA masih dilanggar di beberapa hal. Seperti akses terhadap penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ODHA, penolakan dari tenaga medis yang sering beralaskan “perawatan khusus” sehingga dibutuhkan kewaspadaan khusus, pemutusan hubungan kerja dengan alasan tidak lagi mampu atau layak untuk bekerja, dan salah satu persyaratan kesehatan ketika mendaftar kerja yakni “bebas HIV dan AIDS”. Padahal ODHA juga bagian dari masyarakat Indonesia yang wajib dijamin haknya oleh pemerintah. Hak-hak ODHA masih sering dilanggar dikarenakan lingkungannya yang belum bisa berperan dalam mengondisikan kesadaran kritis ODHA, sehingga mereka tidak tahu akan hak-haknya dan belum ada kesadaran kritis untuk menuntut hak tersebut. Selain dari ODHAnya sendiri, orang lain juga berperan dalam pelanggaran hak-hak ODHA. Diantaranya orang lain kurang akan informasi yang komprehensif mengenai HIV dan AIDS. Masyarakat tidak paham dengan informasi yang ada, masyarakat takut dapat ketularan HIV dan masyarakat berprasangka negatif kalau ODHA itu buruk.
            Orang yang sudah terinfeksi HIV atau terkena penyakit AIDS pada mulanya akan merasa malu terhadap sesama sehingga mereka akan menutup dirinya sendiri dari masyarakat. Mereka akan merasa bahwa mereka itu manusia yang buruk seperti stigma yang ada pada masyarakat. Itulah kenapa kita harus mendampingi mereka. Supaya mereka bisa bangkit dari keterpurukan dan dapat melanjutkan hidup dengan penuh semangat. Mereka juga harus terus mengontrol kesehatannya dan meminum obat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuhnya seperti tes CD4. Dengan membangun panti rehabilitasi khusus untuk para penderita HIV juga dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Mereka akan merasa bahwa masih banyak orang yang peduli dengan penderita AIDS. Mereka juga lebih dapat meningkatkan kreativitas mereka karena dalam panti rehabilitasi mereka akan difasilitasi dan diajari untuk berkreasi sesuai kemampuan masing-masing.
Lantas bagaimana dengan nasib para ODHA? Bagaimana perasaan mereka jika masyarakat tidak menerima mereka? Untuk itu kita sebagai remaja yang tidak ingin ada keresahan di masyarakat, kita jangan turut ikut membenci ODHA. Kita wajib untuk menjaga ODHA, menemani ODHA supaya ODHA bangkit dari keterpurukannya. Jika kita mendiskriminasi ODHA bisa saja mereka melakukan sesuatu yang buruk di masyarakat. Seperti menularkan penyakitnya ke masyarakat dengan cara tidak mengakui bahwa dirinya penderita AIDS kepada suami atau istri mereka. Mereka melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman seperti kondom yang mengakibatkan penyakit AIDS dapat cepat penyebarannnya di masyarakat. Sesungguhnya jika kita baik kepada ODHA, mereka juga akan berperilaku baik kepada kita (masyarakat). Mereka akan dapat menghargai hak orang lain, mencari informasi terkait kesehatan diri, menjaga kesehatan sendiri, memberikan informasi yang benar tentang kesehatannya kepada dokter, mengikuti petunjuk atau nasehat dokter, tidak menularkan penyakitnya ke orang lain serta tetap optimis dan percaya diri.
Sebagai remaja, kita dapat turut serta mencegah penularan virus HIV yaitu dengan cara melakukan kampanye ataupun sosialisasi kepada masyarakat terutama untuk penderita AIDS supaya dalam melakukan hubungan seksual selalu menggunakan kondom. Selain itu juga selalu pastikan menggunakan jarum suntik / tindik / tatto yang steril tidak digunakan secara bergantian dan juga menyarankan kepada pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara rutin bagi yang sudah aktif secara seksual maupun pengguna NAPZA suntik. Bagi ibu hamil yang sudah terinfeksi HIV, penularan ke bayi bisa dicegah dengan program prevention Mother to Child Transmission (PMTCT) yang mencakup terapi ARV dan persalinan bedah caesar.
            Penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi untuk kaum remaja juga sangat dianjurkan. Apalagi jika dilihat dari jumlah kasus penderita HIV/AIDS pada remaja selalu meningkat setiap tahunnya. Seperti yang dilaporkan oleh Data statistik Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI pada Oktober 2014, dalam triwulan Juli s.d. September 2014 dilaporkan jumlah tambahan kasus terinfeksi HIV sebanyak 7.335 dan jumlah kasus baru AIDS yang dilaporkan sebanyak 176. Sedangkan jumlah kasus HIV & AIDS yang telah dilaporkan dari 1 Januari s.d. 30 September 2014 adalah HIV sebanyak 22.869 kasus dan AIDS sebanyak 1.876 kasus. Kemudian secara kumulatif kasus HIV & AIDS 1 Januari 1987 sampai dengan 30 September 2014 terdiri dari HIV sebanyak 150.296 kasus dan AIDS sebanyak 55.799 kasus (spiritia.or.id, 18/11/ 2014).
Dari kasus tersebut, masih berdasarkan statistik di atas, bahwa menurut golongan umur, jumlah yang terkena infeksi virus tersebut adalah; umur 15-19 sebanyak 1.717 kasus, umur 20 - 29 sebanyak 18.352 kasus, umur 30 - 39 sebanyak 15.890 kasus, umur 40 - 49 sebanyak 5.974 kasus, dan umur 49 - 59 sebanyak 1.874 kasus. Dari jumlah tersebut, kalangan remaja dan dewasa adalah kelompok dengan porsi cukup besar. Persentase kumulatif kasus di kalangan remaja khususnya, memang tidak sebesar kelompok usia lainnya, namun tetap memerlukan perhatian besar.
UNICEF menyebutkan, sekitar 71.000 remaja berusia antara 10 dan 19 tahun meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012 (health.kompas.com/read/2014/01/24). Hal tersebut disebabkan karena di Indonesia masih menganggap bahwa pendidikan tentang kesehatan reproduksi bersifat tabu. Di sekolah-sekolah dan para orang tua tidak memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada anaknya yang menyebabkan anak-anak tidak mengetahui informasi tersebut.
Contoh kasus yang terjadi di masyarakat yang menyebabkan remaja banyak menderita AIDS adalah karena mereka menggunakan narkoba jenis suntik. Masa remaja merupakan masa transisi dimana masa perubahan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini mereka cenderung untuk mencoba-coba melakukan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan. Dimasa yang masih labil tersebut, kaum remaja sangat mudah dibujuk oleh temannya melakukan sesuatu yang baru. Di masa remaja pula, hormon-hormon dalam tubuhnya mulai berkembang, sehingga banyak remaja yang mengalami stres. Karena perasaan stres yang tidak tertahankan, tidak sedikit remaja yang mulai menggunakan narkoba dengan tujuan supaya stres mereka menghilang dan mereka bisa merasakan kenikmatan seperti perasaan senang. Padahal penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril mempermudah penularan virus HIV dari satu orang ke orang yang lain. Mengupayakan pembinaan secara intensif dan integratif kepada para pelaku, pemakai obat-obat terlarang sangat diperlukan pada kelompok remaja tersebut.  Karena itu kembalikan mereka pada habitat amalan ibadah dalam agamanya dengan sebaik-baiknya.
Melakukan pembinaan kepada para penderita HIV/AIDS kaum remaja maupun dari segala umur dapat mengurangi stress mereka. Dengan kita memberikan perhatian kepada ODHA, membuat ODHA merasa mereka tidak sendiri di dunia ini. Penderita HIV/AIDS juga perlu dimudahkan aksesnya mendapatkan ARV dan terjangkau tes CD-4 yang merupakan layanan yang dapat meminimalisasi penyebaran virus. Orang yang sudah menderita AIDS memang sudah terlanjur menderita. Kita sebagai orang normal jangan sampai menyakiti hati mereka dengan cara mengasingkan mereka. Supaya kesehatan mereka tidak bertambah buruk dan supaya mereka tetap dapat produktif dalam bekerja. Untuk itu kita perlu mendampingi mereka menjalani hidupnya menuju hidup yang lebih baik.
Janganlah Menangis Kawanku, Aku akan selalu ada untukmu, disampingmu, setiap waktu. Jika kamu bersedih, datanglah padaku, aku akan mendengarkan  segala keluhan dari hatimu. Tetaplah tegar kawanku, setiap insan itu memang selalu diuji dengan cobaan, supaya keimanan, ketakwaan, dan keteguhan hatinya meningkat. Untukmu kawanku, kamu adalah orang yang spesial, kamu mengalami cobaan yang orang lain belum tentu mengerti. Jadilah orang yang kuat, jadilah orang yang hebat. Buktikan pada dunia bahwa kamu itu bisa, bahwa kamu itu bukan orang yang rendah. Jangan bersembunyi kawanku, supaya aku bisa terus melihat senyumanmu yang paling tulus dari dalam hatimu. Tetap tersenyum dan jangan pernah berhenti untuk terus berusaha. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan hambanya.

 -dari kawanmu yang tidak ada henti-hentinya untuk selalu mendoakan yang terbaik untukmu J